Minggu, 06 Juli 2014

JURNAL INVESTASI



ANALISIS PENGARUH KURS MATA UANG, INFLASI, DAN SUKU BUNGA TERHADAP TINGKAT INVESTASI DI KANADA

Rini Dwi Lestari
120501042
Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara


Abstrak

Investasi adalah salah satu komponen yang diperluan untuk melanjutkan proses pembangungan nasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel makroekonomi (kurs mata uang, inflasi, dan suku bunga) terhadap tingkat investasi di Negara Kanada. Data penelitian yang digunaan adalah data sekunder yang diperoleh dari World Bank Data pada periode 1970-2012. Teknis analisis data menggunakan uji asumsi klasik (multikolinieritas, autokorelasi, normalitas, dan linieritas). Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel inflasi dan suku bunga berpengaruh negatif terhadap investasi. Sedangkan variabel nilai tukar mata uang berpengaruh positif terhadap investasi.

Kata Kunci : Investasi, kurs mata uang, inflasi, suku bunga
















PENDAHULUAN
Menurut Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus, 1993, Investasi adalah hasil biaya investasi yang ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga dan pajak, serta harapan mengenai masa depan. Faktor-faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi dimasa depan yang sulit untuk diramalkan, maka investasi merupakan komponen yang paling mudah berubah.Investasi adalah salah satu variabel penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G + (X-M). Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tingkat investasi, yaitu pengaruh nilai tukar, tingkat inflasi, suku bunga, pengeluaran pemerintah, dan lain sebagainya.
 Secara teoritis dampak perubahan tingkat nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik, sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut. Pada kegiatan produksi, pengolahan barang-barang modal atau bahan baku produksi memerlukan modal (input) lain untuk menghasilkan output / barang final. Dalam jangka pendek, penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducing effect. Karena penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan menurunkan permintaan domestik masyarakat. Pada sisi penawaran, pengaruh aspek pengalihan pengeluaran (expenditure switching) akan perubahan tingkat kurs pada investasi relatif tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang domestik akan menaikkan produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan dengan demikian akan meningkatkan harga barang-barang yang diperdagangkan (traded goods) relatif terhadap barang-barang yang tidak diperdagangkan (non traded goods), sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.
Selain nilai tukar, penelitian ini juga membahas pengaruh tingkat inflasi terhadap investasi. Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro. Dengan demikian tingkat inflasi domestik juga berpengaruh pada investasi secara tidak langsung melalui pengaruhnya pada tingkat bunga domestik. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori ekspansi permintaan agregat kasus klasik (Dornbusch:2008) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang negatif antara inflasi dengan investasi yang artinya kenaikan inflasi akan menurunkan investasi. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga‐harga cenderung mengalami kenaikan.  Sedangkan pada teori ekspansi permintaan agregat kasus klasik, menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara inflasi dengan investasi yang mengartikan kenaikan inflasi akan mendorong aggregate demand. Dimana salah satu komponennya adalah investasi. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang (purchasing power of money). Disamping itu, inflasi yang tinggi juga bisa mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya.
Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan investasi.Suku bunga secara parsial berpengaruh signifikan dan negatif terhadap investasi. Terdapatnya pengaruh yang signifikan dan negatif antara suku bunga terhadap investasi mengindikasikan bahwa investasi ditentukan oleh suku bunga. Terjadinya peningkatan suku bunga maka investasi akan mengalami penurunan. Begitu sebaliknya, apabila suku bunga mengalami penurunan maka investasi akan mengalami peningkatan karena biaya dari investasi mengalami penurunan. Hal ini sejalan dengan teori Case dan Fair (2007) menyatakan bahwa ada hubungan terbalik antara investasi yang direncanakan dengan tingkat bunga.
Perumusan Masalah
      Apakah variabel kurs mata uang, inflasi, dan suku bunga mempengaruhi tingkat investasi di Negara Kanada?
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini menggunakan beberap tinjauan yaitu sebagai berikut.
1. Investasi
Menurut Sukirno, 2000:366, investasi adalah pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produsi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama untuk menambah barang-barang modal perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa depan. Investasi adalah penambahan barang modal secara netto positi (Mangkoesubroto, 1998:81) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Investasi diartikan sebagai penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memproleh keuntungan. Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Investasi memainkan dua peran dalam ilmu makroekonomi. Pertama, karena merupakan komponen pembelanjaan yang besar dan mudah berubah, investasi seringkali mengarah pada perubahan dalam keseluruhan permintaan dan mempengaruhi siklus bisnis. Kedua, investasi mengarah kepada akumulasi modal. Tambahan atas saham bangunan dan peralatan meningkatkan output potensial negara dan mengembangkan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi
            Beberapa faktor yang mempengaruhi investasi dalam perekonomian suatu negara antara lain:
·                     Nilai tukar
·                     Tingkat inflasi
·                     Suku bunga
·                     Pengeluaran Pemerintah
·                     Pengaruh infrastruktur
·                     Pengeluaran pemerintah

3. Suku Bunga
            Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman tersbut disebut "pokok utang" (principal). Persentase dari pokok utang yang dibayarkan sebagai imbal jasa ( bunga ) dalam suatu periode tertentu disebut "suku bunga". Suku bunga dibedakan menjadi dua, suku bunga nominal dan suku bunga riil. Suku bunga nominal adalah rate yang dapat diamati di pasar. Suku Bunga Nominal adalah nominal interest rate yaitu suku bunga yang tercantum pada surat berharga, dihitung berdasarkan harga pembelian dan jatuh tempo kewajiban. Sedangkan suku bunga riil adalah konsep yang mengukur tingkat bunga yang sesungguhnya setelah suku bunga nominal dikurangi dengan laju inflasi yang diharapkan. Perubahan tingkat suku bunga akan berdampak pada perubahan jumlah investasi di suatu negara, baik yang berasal dari investor domestik maupun dari investor asing, khususnya pada jenis invesatsi portfolio yang umunya berjangka pendek. Perubahan tingkat suku bunga ini akan berpengaruh pada perubahan jumlah permintaan dan penawaran di pasar uang domestik. Apabila dalam suatu negara terjadi peningkatan aliran modal masuk (capital inflows) di luar negeri, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing di pasar valuta asing (dalam Madura, 2000, p. 101).
4. Nilai Tukar
            Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah. Menurut Musdholifah & Tony (2007), nilai tukar atau kurs adalah perbandingan antara harga mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Menurut Triyono (2008), kurs (exchange rate) adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu merupakan perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Dalam sistem pertukaran dinyatakan oleh yang pernyataan besaran jumlah unit yaitu "mata uang" (atau "harga mata uang" atau "sarian mata uang") yang dapat dibeli dari 1 penggalan "unit mata uang" (disebut pula sebagai "dasar mata uang"). Menurut Triyono (2008) terdapat lima jenis sistem kurs utama yang berlaku, yaitu: sistem kurs mengambang (floating exchang rate), kurs tertambat (pegged exchange rate), kurs tertambat merangkak (crawling pegs),sekeranjang mata uang (basket of currencies), kurs tetap (fixed exchange rate).
METODE PENELITIAN
1. Jenis Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari World Bank Data pada periode 1970-2012. Data yang digunakan dalam estimasi model adalah jenis data time series. Penelitian ini menggunakan periode waktu dari tahun 1970 sampai tahun 2012 dengan objek penelitian adalah negara Kanada. Data-data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil dari World Bank Data. Data ini menggunakan investasi sebagai variabel dependen, sedangkan variabel independen yang digunakan adalah kurs mata uang, inflasi, dan suku bunga.
2. Metode Analisis
            Penelitian ini menggunakan program eviews untuk menganalisis data. Metode yang digunakan adalah uji asumsi klasik yang terdiri dari multikolinieritas, autokorelasi, normalitas, dan linieritas. Penelitian ini tidak menggunakan uji asumsi klasik heterokedastisitas karena penelitian ini menggunakan data sekunder dan time series. Sedangkan, uji heterokedastisitas menggunakan data primer dan cross section sehingga tidak bisa digunakan untuk menganalisis data.
2.1. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah situasi dimana terdapat korelasi atau hubungan linier antar variabel-variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya sehinng avariabel-variabel bebas tersebut tidak bersifat ortogonal, yaitu variabel bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.
Menurut Husen Umar, uji multikolinearitas berguna untuk mengetahui apakah pada model yang diajukan telah ditemukan korelasikuat antar variabel independen. Selain itu uji multikoli-nearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu model. Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat, maka terdapat masalah multikolinearitas yang harus diatasi.
Cara yang digunakan untuk mendeteksi multikolinieritas dalam penelitian ini adalah menggunakan program eviews dengan menggunakan matriks korelasi. Ketentuannya adalah jika nilai koefisien korelasi antar variabel bebasnya 0.8 atau r > 0.8 maka terdapat multikolinieritas.
2.2. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan gangguan pada fungsi regresi berupa korelasi diantara faktor gangguan (error term). Autokorelasi adalah hubungan (korelasi) yang terjadi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Ada beberapa metode untuk menguji autokorelasi, seperti  metode grafik, metode durbin watson, metode h-statistik, dan metode lagrange multiplier (LM test). Tetapi metode yang paling sering dipakai untuk mendeteksi adanya autokorelasi pada suatu model regresi adalah metode Durbin Watson. Metode ini hanya berlaku untuk model regresi yang variabel-variabel bebasnya tidak mengandung lagged dependent variable (time lag). Durbin Watson tidak relevan digunakan dalam penaksiran model regresi yang menggunakan data cross section dan penaksiran model regresi tanpa intercept.
2.3. Uji Normalitas
            Ghozali (2005) menjelaskan bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal, interval, dan rasio. Normalitas mempunyai dua uji, yaitu uji histogram dan uji jarque-bera. Dalam uji Jarque-Bera, jika nilai probabilitas JB test < alfa maka H0 ditolak yang berarti residual tidak berdistribusi normal. Jika nilai probabilitas JB test > alfa maka H0 diterima yang berarti residual terdistribusi normal.
2.4. Uji Linieritas
            Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah model tersebut memiliki hubungan linier atau tidak secara signifikan. Uji linieritas dapat dilakukan dengan uji ramsey test yang dikembangkan oleh Ramsey pada tahun 1969. Asumsi dalam uji ramsey test bahwa fungsi yang benar adalah fungsi linier. Uji Ramsey test bertujuan untuk menghasilkan nilai F hitung.  Jika      (Fhit < Ftab) atau (probabilitas > alfa) maka H0 diterima berarti fungsi berbentuk linier. Sebaliknya jika (Fhit > Ftab) atau (probabilitas < alfa) maka H0 ditolak berarti fungsi tidak berbentuk linier.
HASIL ANALISIS
            Data penelitian mengambil objek negara Kanada dengan variabel dependennya adalah investasi sedangkan variabel independennya adalah suku bunga, inflasi, dan nilai tukar selama periode 1970-2012. Tingkat investasi terendah sebesar -0.074709478 pada tahun 2004, sedangkan tingkat investasi tertinggi adalah 9.124364028 pada tahun 2000. Data penelitian diambil dari World Bank Data. Kanada mempunyai bursa saham yang bernama Bursa Saham Toronto yang berkantor pusat di Toronto, Kanada. Pendapatan yang diterima bursa saham ini mencapai US$ 2.113,82 miliar. Bursa saham ini mentransaksikan berbagai saham termasuk pertambangan, minyak dan gas. Selain itu, surat berharga, dana investasi, dan exchange-trade fund juga ditransaksikan di bursa saham ini.
                  Berikut ini adalah contoh hubungan antara inflasi, suku bunga dan investasi. Misalkan suku bunga nominal di Amerika Serikat (AS) adalah 8%. Para investor di AS memperkirakan tingkat inflasi sebesar 6%, yang berarti mereka mengharapakan pengembalian riil sebesar 2% selama 1 tahun. Suku bunga nominal di Kanada adalah 13%. Dengan mengasumsikan bahwa investor Kanada juga menginginkan pengembalian riil sebesar 2%, taksiran inflasi di Kanada haruslah sebesar 11%. Berdasarkan teori paritas daya beli (PPP), dollar kanada diperkirakan akan terdepresiasi sekitar 5% terhadap dollar AS (karena inflasi di Kanada lebih tinggi 5%). Maka, investor AS tidak akan memperoleh keuntungan dari investasi di Kanada karena perbedaan suku bunga sebesar 5% akan terkompensasi oleh investasi pada mata uang yang diperkirakan nilainya turun 5% pada akhir periode investasi. Investor AS akan mendapatkan 8% dari investasi di Kanada, sama dengan hasil yang merekaperoleh dari investasi di AS.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat investasi adalah sebagai berikut.
1.     Pengaruh Nilai Tukar
 Perubahan nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik. sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.
2.     Pengaruh Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang signifikan pada dorongan untuk berinvestasi. Pada kegiatan produksi, pengolahan barang-barang modal atau bahan baku produksi memerlukan modal (input) lain untuk menghasilkan output / barang final.
3.     Pengaruh Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif.  Menurut Greene dan Pillanueva, tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro. Dengan demikian tingkat inflasi domestik juga berpengaruh pada investasi secara tidak langsung melalui pengaruhnya pada tingkat bunga domestik.
4.     Pengaruh Infrastruktur
Banyak negara di dunia, mengundang investor guna berpartisipasi menanamkan modalnya di sektor-sektor infrastruktur, seperti jalan tol, sumber energi listrik, sumber daya air, pelabuhan, dan lain-lain. Partisipasi tersebut dapat berupa pembiayaan dalam mata uang rupiah atau mata uang asing. Pembangunan kembali infrastruktur tampaknya menjadi satu alternatif pilihan yang dapat diambil oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi krisis, Dengan infrastruktur yang memadai, efisiensi yang dicapai oleh dunia usaha akan makin besar dan investasi yang didapat semakin meningkat.
5.     Pengeluaran pemerintah
 Pengeluaran pemerintah disini adalah meliputi semua pembelian barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi yang memiliki tujuan untuk mendukung kegiatan roda perekonomian agar berjalan lebih baik dan bersemangat. Peran pemerintah seperti dikemukakan oleh Keynes sering kali diperlukan untuk mendorong pertumbuhan perekonomian.
Kanada, secara historis dikenal sebagai Dominion of Canada, adalah negara paling utara di Amerika Utara. Dibentuk tahun 1867 dengan undang-undang Konfederasi. Ibu kota Kanada adalah Ottawa, tempat parlemen nasional dan juga tempat tinggal Gubernur Jenderal dan Perdana Menteri. Merupakan bekas jajahan Perancis dan Britania Raya, Kanada adalah anggota La Francophonie dan Negara Persemakmuran. Kanada merupakan negara terluas di Amerika Utara. Luas negara Kanada 9.970.610 kilometer persegi. Kanada digolongkan negara maju dan ekonominya tergantung terutama pada ketersediaan hasil alam yang melimpah. Ekonomi Kanada sekarang ini mendekati Amerika Serikat dengan sistem ekonomu berorientasi-pasar, pola produksi, dan standar hidup yang tinggi. Di abad terakhir, pertumbuhan luar biasa dalam produksi, pertambangan, dan sektor pelayanan telah mengubah negara ini dari ekonomi pedesaan menjadi industri perkotaan. Energi dapat dipenuhi sendiri, Kanada memiliki cadangan gas alam yang banyak di pesisir timur dan tiga provinsi barat, dan juga banyaknya sumber daya lain.
Kanada termasuk dalam 10 negara industri terbesar di dunia. Kanada mengalami pertumbuhan yang luar biasa dalam bidang teknologi dan industri jasa. Perekonomiannya semakin beragam dan berdasarkan pada ilmu pengetahuan. Tidak lagi hanya mengandalkan sumber alam, perekonomian Kanada juga tumbuh berkat inovasi dan teknologi. Antara tahun 2002-2003, pendapatan kotor nasional (GDP) Kanada berkembang lebih pesat dibandingkan negara G8 lainnya dan pendapatan juga menguat. GDP Kanada berkembang 2,9% di tahun 2005. Pendapatan juga meningkat, suku bunga mencapai level rendah dan inflasi tetap rendah dan stabil.
Kebanyakan industri pembuatan barang industri milik Kanada berada di Ontario dan Quebec, di mana produksi kendaraan bermotor merupakan sektor terbesar dalam industri ini. Sektor pembuatan barang lain yang penting meliputi makanan dan minuman, kertas dan produksi sejenisnya, logam dasar, logam buatan, petrokimia dan kimia.
Bagian Atlantik, Prairi dan Pasifik Kanada mempunyai lebih banyak ekonomi berlandaskan sumber daya alami. Provinsi Pacific fokus pada perikanan, kehutanan dan pertambangan, sedangkan provinsi Prairi bergantung pada pertanian dan bahan bakar mineral. Sektor utama British Columbia ialah kehutanan dan pertambangan, serta pariwisata.
Hasil barang yang banyak diekspor oleh Kanada seperti kendaraan bermotor dan suku cadangnya, mesin dan peralatan, produk teknologi tinggi, minyak, gas alam, logam, serta produk kehutanan dan pertanian. Sedangkan barang – barang yang biasa diimpor oleh Kanada adalah mesin dan peralatan industri termasuk berbagai peralatan komunikasi dan elektronik, mobil dan suku cadang kendaraan bermotor, bahan-bahan industri (biji logam, besi dan baja, logam mulia, bahan kimia, plastik, kapas, wol dan bahan tekstil lainnya), berikut berbagai produk pabrik dan makanan. Tingkat inflasi di  Kanada cenderung rendah dengan tingkat inflasi kurang dari tiga selama tahun 1992 – 2012, dengan tingkat terendah yaitu 0.18 % pada tahun1994. Hal ini menyebabkan banyak investor asing yang berinvestasi di Kanada.
            Selain alasan diatas, ada beberapa alasan lain yang membuat banyak investor mau berinvestasi di kanada, yaitu sebagai berikut.
·         Memiliki lingkungan bisnis yang menyambut
Kanada adalah negara terbaik di G-20 untuk melakukan bisnis, baik menurut Forbes dan Bloomberg
·         Memiliki catatan pertumbuhan yang kuat
Kanada memimpin semua G-7 negara dalam pertumbuhan ekonomi selama dekade terakhir (2003-2012).
·         Mempunyai akses pasar yang tak tertandingi
Setelah CETA mulai berlaku, investor asing di Kanada akan meyakinkan akses istimewa untuk kedua NAFTA dan Uni Eropa - pasar yang beragam dengan PDB gabungan sebesar US $ 35 triliun atau hampir setengah dari output dunia barang dan jasa.
·         Memiliki tenaga kerja yang berpendidikan tinggi
Tenaga kerja Kanada adalah yang paling berpendidikan di antara anggota OECD, dengan setengah dari penduduk usia kerja yang memiliki pendidikan tingkat tersier.
·         Mempunyai tarif pajak yang rendah
Keseluruhan tingkat pajak efektif marjinal Kanada adalah jauh terendah dalam G-7 - sekitar 17 poin persentase lebih rendah dari Amerika Serikat.
·         Tempat yang bagus untuk berinvestasi, bekerja, dan hidup
Kanada adalah salah satu negara yang paling multikultural global dengan universitas kelas dunia, sistem perawatan kesehatan universal dan kota-kota bersih dan ramah selain memiliki standar tertinggi kedua hidup di G-20, yang diukur dengan GDP per kapita.
·         Stabilitas keuangan
Untuk enam tahun berturut-turut, World Economic Forum telah menyatakan sistem perbankan Kanada menjadi bank yang sehat di dunia.
Hasil Analisis Menggunakan Eviews
A. Multikolinieritas


TABEL 1



INVESTASI
IF
KURS
SB
INVESTASI
1.000000
-0.259362
0.087849
-0.234986
IF
-0.259362
1.000000
-0.377938
-0.121006
KURS
0.087849
-0.377938
1.000000
0.512271
SB
-0.234986
-0.121006
0.512271
1.000000
Sumber: Hasil pengolahan dengan eviews 7
Tabel 1 diatas menggunakan uji asumsi klasik multiolinieritas dengan uji matriks korelasi. Hasil uji diatas menunjukkan bahwa model tidak mengandung multikolinieritas karena nilai antar variabel -variabel bebas < 0.8.
B. Model Persamaan Investasi
Dari estimasi yang telah dilakukan didapat model persamaan investasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Investasi = 1.076539 – 0.131065*Inflasi + 1.971912*Kurs – 0.210574*Suku Bunga
Estimasi model simultan investasi dipengaruhi oleh inflasi, kurs (nilai tukar), dan suku bunga.



Tabel 2. Hasil Estimasi Persamaan Investasi
Dependent Variable: INVESTASI


Method: Least Squares


Date: 06/20/14   Time: 20:11


Sample: 1970 2012


Included observations: 43


White heteroskedasticity-consistent standard errors & covariance










Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  










C
1.076539
3.237629
0.332509
0.7413
IF
-0.131065
0.069294
-1.891444
0.0660
KURS
1.971912
2.784034
0.708293
0.4830
SB
-0.210574
0.094441
-2.229677
0.0316










R-squared
0.160404
    Mean dependent var
2.131744
Adjusted R-squared
0.095820
    S.D. dependent var
1.840847
S.E. of regression
1.750432
    Akaike info criterion
4.046011
Sum squared resid
119.4965
    Schwarz criterion
4.209843
Log likelihood
-82.98923
    Hannan-Quinn criter.
4.106427
F-statistic
2.483634
    Durbin-Watson stat
1.116562
Prob(F-statistic)
0.075029













Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 7, n = 43,  = 0,05
Hasil estimasi menunjukkan bahwa inflasi dan suku bunga berpengaruh negatif terhadap tingkat investasi di Kanada. Sedangkan tingkat nilai tukar berpengaruh positif terhadap tingkat investasi di Kanada. Tingkat inflasi terhadap investasi  di Kanada sebesar -0.131065, artinya peningkatan 1% inflasi dapat menurunkan tingkat investasi sebesar 13.1%. Sisanya sekitar 86.9%, tingkat investasi dipengaruhi oleh variabel lain. Besar tingkat suku bunga terhadap investasi sebesar -0.210574, artinya peningkatan 1% suku bunga dapat menurunkan tingkat investasi sebesar 21%. Sisanya sekitar 79% dipengaruhi oleh variabel lain. Sedangkan tingkat nilai tukar mata uang Kanada terhadap investasi sebesar 1.971912, artinya peningkatan 1% nilai tukar dapat meningkatan tingkat investasi sebesar 1.971912.

KESIMPULAN
            Berdasarkan analisis yang telah diuraikan, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil. Penelitian ini membahas tentang pengaruh kurs nilai tukar, inflasi, dan suku bunga terhadap tingkat investasi di Kanada. Sampel diambil dari World Bank Data selama periode 1970 – 2012. Variabel inflasi dan suku bunga mempunyai pengaruh yang negatif terhadap tingkat investasi. Sedangan variabel nilai tukar mata uang mempunyai pengaruh positif terhadap tingkat investasi. Tingkat inflasi berpengaruh negatif disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan investasi.
SARAN
Berdasarkan semua hasil penelitian diatas, ada beberapa hal yang dapat saya sarankan yaitu:
1. Untuk meningkatkan pertumbuhan investasi di Kanada maka suku bunga dan inflasi menjadi salah satu barometer untuk menarik investor masuk ke Kanada selain faktor-faktor yang lain, seperti pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur, keterbukaan ekonomi melalui kegiatan ekspor impor dan tingkat suku bunga dalam negeri.
2. Untuk mendorong peningkatan investasi diperlukan kebijakan pemerintah yang mampu memberikan kepastian berusaha dan menciptakan iklim investasi yang kondusif.
 3. Bagi para peneliti yang berminat untuk mengkaji persoalan investasi baik investasi asing (PMA) maupun investasi domestik (PMDN) maka sebaiknya mempertimbangkan unsur kebijakan pemerintah tentang peraturan berinvestasi dan situasi politik di daerah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Gregory N. Mankiw,"Teori Makro Ekonomi", Worth Publishers Inc. New York, Ed. Ke-5, Penerbit Erlangga, 2004.
Nordhaus, Samuelson. 2004. Ilmu Makro Ekonomi. Jakarta : PT. Media Global Edukasi.
Nachrowi D Nachrowi dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika Untuk Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbitan.Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Christanti, Natalia dan Linda A Mahastanti (2011) Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Investor Dalam Melakukan Investasi. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan, Tahun 4, No. 3, hal. 37-52.
Daru Wahyuni, (2004), “Perilaku Investasi di Indonesia : Kajian Jangka Pendek dan Jangka Panjang’’, Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 2, No. 1.
 Budiman 1982 dalam Endi suandi hamid 2003, Definisi Investasi Secara Sederhana. Jakarta.
 Dornbush, Fischer dalam Sinardhin Thahir, 2002. Definisi dan Pengertian Investasi. Jakarta.
Lamont, O. A. (2000), `Investment plans and stock returns', Journal of Finance 55(6), 2719 - 2745.
Spindler, Gerald (2011) Behavioural Finance and Investor Protection Regulations. Journal of Consumer Policy, Vol. 34, No. 3, hal. 315-336.


LAMPIRAN
1.Hasil Regresi eviews dengan varabel terikat investasi dan variabel bebas inflasi, kurs mata uang, dan suku bunga
Dependent Variable: INVESTASI


Method: Least Squares


Date: 06/20/14   Time: 20:11


Sample: 1970 2012


Included observations: 43


White heteroskedasticity-consistent standard errors & covariance










Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  










C
1.076539
3.237629
0.332509
0.7413
IF
-0.131065
0.069294
-1.891444
0.0660
KURS
1.971912
2.784034
0.708293
0.4830
SB
-0.210574
0.094441
-2.229677
0.0316










R-squared
0.160404
    Mean dependent var
2.131744
Adjusted R-squared
0.095820
    S.D. dependent var
1.840847
S.E. of regression
1.750432
    Akaike info criterion
4.046011
Sum squared resid
119.4965
    Schwarz criterion
4.209843
Log likelihood
-82.98923
    Hannan-Quinn criter.
4.106427
F-statistic
2.483634
    Durbin-Watson stat
1.116562
Prob(F-statistic)
0.075029













Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan Eviews 7, n = 43,  = 0,05
Investasi = 1.076539 - 0.131065*IF + 1.971912*KURS - 0.210574*SB
2. Uji Multikolinieritas / Uji Matriks Korelasi

INVESTASI
IF
KURS
SB
INVESTASI
1.000000
-0.259362
0.087849
-0.234986
IF
-0.259362
1.000000
-0.377938
-0.121006
KURS
0.087849
-0.377938
1.000000
0.512271
SB
-0.234986
-0.121006
0.512271
1.000000
Hasil uji diatas menggunakan uji matriks korelasi, yang menunjukkan bahwa model diatas bersifat signifikan karena nilai koefisien korelasi antar variabel bebas kurang dari 0.8. hal itu berarti model tidak mengandung multikolinieritas.




3. Uji Autokorelasi / Uji LM Test
Dependent Variable: INVESTASI


Method: Least Squares


Date: 06/20/14   Time: 20:12


Sample: 1970 2012


Included observations: 43












Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  










C
1.076539
2.445032
0.440297
0.6622
IF
-0.131065
0.089274
-1.468129
0.1501
KURS
1.971912
1.990498
0.990663
0.3280
SB
-0.210574
0.101305
-2.078609
0.0443










R-squared
0.160404
    Mean dependent var
2.131744
Adjusted R-squared
0.095820
    S.D. dependent var
1.840847
S.E. of regression
1.750432
    Akaike info criterion
4.046011
Sum squared resid
119.4965
    Schwarz criterion
4.209843
Log likelihood
-82.98923
    Hannan-Quinn criter.
4.106427
F-statistic
2.483634
    Durbin-Watson stat
1.116562
Prob(F-statistic)
0.075029















Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:











F-statistic
6.386046
    Prob. F(2,37)
0.0041
Obs*R-squared
11.03429
    Prob. Chi-Square(2)
0.0040















Test Equation:



Dependent Variable: RESID


Method: Least Squares


Date: 06/20/14   Time: 20:13


Sample: 1970 2012


Included observations: 43



Presample missing value lagged residuals set to zero.










Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  










C
0.202228
2.185226
0.092543
0.9268
IF
-0.015879
0.079165
-0.200579
0.8421
KURS
-0.104488
1.783997
-0.058570
0.9536
SB
-0.001178
0.090588
-0.013007
0.9897
RESID(-1)
0.564765
0.158247
3.568877
0.0010
RESID(-2)
-0.275838
0.160031
-1.723651
0.0931










R-squared
0.256612
    Mean dependent var
2.56E-16
Adjusted R-squared
0.156154
    S.D. dependent var
1.686759
S.E. of regression
1.549475
    Akaike info criterion
3.842498
Sum squared resid
88.83235
    Schwarz criterion
4.088246
Log likelihood
-76.61370
    Hannan-Quinn criter.
3.933122
F-statistic
2.554418
    Durbin-Watson stat
2.254030
Prob(F-statistic)
0.044019






Uji autokorelasi ini menggunakan uji Durbi Watson untuk menganalisis.
DW stat           = 2.25
n                      = 43                 k = 4
Dl                     = 1.32
Du                    = 1.72
2 < DW stat < (4 – Du)
2 < 2.25 < 2.28
Maka H0 diterima, yang berarti bahwa model diatas terbebas dari autokorelasi.
4. Normalitas
Dalam uji normalitas digunakan uji Jarque – Bera.
Probability JB test (0.00) <  (0.05).
Maka H0 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa model bersifat signifikan, yang berarti residual tidak terdistribusi normal.
5. Linieritas
Ramsey RESET Test


Equation: REGRESI1


Specification: INVESTASI C IF KURS SB

Omitted Variables: Squares of fitted values












Value
df
Probability

t-statistic
 0.329214
 38
 0.7438

F-statistic
 0.108382
(1, 38)
 0.7438

Likelihood ratio
 0.122468
 1
 0.7264











F-test summary:



Sum of Sq.
df
Mean Squares

Test SSR
 0.339853
 1
 0.339853

Restricted SSR
 119.4965
 39
 3.064014

Unrestricted SSR
 119.1567
 38
 3.135702

Unrestricted SSR
 119.1567
 38
 3.135702











LR test summary:



Value
df


Restricted LogL
-82.98923
 39


Unrestricted LogL
-82.92800
 38

















Unrestricted Test Equation:


Dependent Variable: INVESTASI

Method: Least Squares


Date: 06/20/14   Time: 20:16


Sample: 1970 2012


Included observations: 43












Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.  










C
0.959498
2.498889
0.383970
0.7031
IF
-0.197358
0.220692
-0.894269
0.3768
KURS
3.261291
4.403871
0.740551
0.4635
SB
-0.326787
0.367578
-0.889027
0.3796
FITTED^2
-0.145040
0.440566
-0.329214
0.7438










R-squared
0.162792
    Mean dependent var
2.131744
Adjusted R-squared
0.074664
    S.D. dependent var
1.840847
S.E. of regression
1.770791
    Akaike info criterion
4.089674
Sum squared resid
119.1567
    Schwarz criterion
4.294465
Log likelihood
-82.92800
    Hannan-Quinn criter.
4.165195
F-statistic
1.847236
    Durbin-Watson stat
1.117485
Prob(F-statistic)
0.139921














Uji linieritas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Ramsey.
Probability F hitung (0.74) >  (0.05)
Maka H0 diterima atau tidak signifikan. Hal ini berarti spesifikasi model yang digunakan dalam bentuk linier.

1 komentar:

  1. Slot Machines and Casino Games - Hollywood Casino in Gary, Indiana
    The 슬롯사이트 most popular 승인전화없는토토사이트 slot machines in Hollywood Casino 승부사 온라인 환전 in Gary are 3 reel machines; the most popular in town. Goyou Casino Slots 잭팟시티 & 먹튀 Video Poker.

    BalasHapus