ANALISIS PENGARUH KURS MATA UANG, INFLASI, DAN
SUKU BUNGA TERHADAP TINGKAT INVESTASI DI KANADA
Rini Dwi Lestari
120501042
Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara
Abstrak
Investasi
adalah salah satu komponen yang diperluan untuk melanjutkan proses pembangungan
nasional. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh variabel-variabel makroekonomi (kurs mata uang,
inflasi, dan suku bunga) terhadap tingkat investasi di Negara Kanada. Data
penelitian yang digunaan adalah data sekunder yang diperoleh dari World Bank
Data pada periode 1970-2012. Teknis analisis data menggunakan uji asumsi klasik
(multikolinieritas, autokorelasi, normalitas, dan linieritas). Hasil penelitian
menunjukan bahwa variabel inflasi dan suku bunga berpengaruh negatif terhadap
investasi. Sedangkan variabel nilai tukar mata uang berpengaruh positif
terhadap investasi.
Kata Kunci : Investasi, kurs mata uang, inflasi,
suku bunga
PENDAHULUAN
Menurut Paul A.
Samuelson dan William D. Nordhaus, 1993, Investasi adalah hasil biaya investasi
yang ditentukan oleh kebijakan tingkat bunga dan pajak, serta harapan mengenai
masa depan. Faktor-faktor penentu investasi sangat tergantung pada situasi
dimasa depan yang sulit untuk diramalkan, maka investasi merupakan komponen
yang paling mudah berubah.Investasi
adalah salah satu variabel penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan rumus PDB = C + I + G +
(X-M). Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi tingkat investasi, yaitu pengaruh nilai tukar, tingkat inflasi,
suku bunga, pengeluaran pemerintah, dan lain sebagainya.
Secara teoritis
dampak perubahan tingkat nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty (tidak pasti).
Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang berubah pada investasi
dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs tersebut akan berpengaruh
pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran domestik, sehingga
didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi
investasi pada barang-barang perdagangan tersebut. Pada kegiatan produksi,
pengolahan barang-barang modal atau bahan baku produksi memerlukan modal
(input) lain untuk menghasilkan output / barang final. Dalam jangka pendek,
penurunan tingkat nilai tukar akan mengurangi investasi melalui pengaruh
negatifnya pada absorbsi domestik atau yang dikenal dengan expenditure reducing effect. Karena
penurunan tingkat kurs ini akan menyebabkan nilai riil aset masyarakat yang
disebabkan kenaikan tingkat harga-harga secara umum dan selanjutnya akan
menurunkan permintaan domestik masyarakat. Pada sisi penawaran, pengaruh aspek
pengalihan pengeluaran (expenditure
switching) akan perubahan tingkat kurs pada investasi relatif
tidak menentu. Penurunan nilai tukar mata uang domestik akan menaikkan
produk-produk impor yang diukur dengan mata uang domestik dan dengan demikian
akan meningkatkan harga barang-barang yang diperdagangkan (traded goods) relatif terhadap
barang-barang yang tidak diperdagangkan (non traded goods), sehingga didapatkan kenyataan nilai
tukar mata uang domestik akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang
perdagangan tersebut.
Selain nilai tukar, penelitian ini juga membahas
pengaruh tingkat inflasi terhadap investasi. Tingkat inflasi berpengaruh
negatif pada tingkat investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang
tinggi akan meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka
panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal
serta menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Disamping itu
menurut Greene dan Pillanueva (1991), tingkat inflasi yang tinggi sering
dinyatakan sebagai ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu
ketidakmampuan pemerintah dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro. Dengan
demikian tingkat inflasi domestik juga berpengaruh pada investasi secara tidak
langsung melalui pengaruhnya pada tingkat bunga domestik. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
ekspansi permintaan agregat kasus klasik (Dornbusch:2008) yang menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang negatif antara inflasi dengan investasi yang artinya
kenaikan inflasi akan menurunkan investasi. Tingkat
inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu
panas (overheated). Artinya,
kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas
penawaran produknya, sehingga harga‐harga cenderung mengalami kenaikan. Sedangkan
pada teori ekspansi permintaan agregat kasus klasik, menyatakan bahwa terdapat
pengaruh yang positif antara inflasi dengan investasi yang mengartikan kenaikan
inflasi akan mendorong aggregate
demand. Dimana salah satu komponennya adalah investasi. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang
(purchasing power of money).
Disamping itu, inflasi yang tinggi juga bisa mengurangi tingkat pendapatan riil
yang diperoleh investor dari investasinya.
Suku bunga merupakan
faktor yang sangat penting dalam menarik investasi karena sebagian besar
investasi biasanya dibiayai dari pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun
maka akan mendorong investor untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal
tersebut maka ia akan melakukan investasi.Suku
bunga secara parsial berpengaruh signifikan dan negatif terhadap investasi.
Terdapatnya pengaruh yang signifikan dan negatif antara suku bunga terhadap
investasi mengindikasikan bahwa investasi ditentukan oleh suku bunga.
Terjadinya peningkatan suku bunga maka investasi akan mengalami penurunan.
Begitu sebaliknya, apabila suku bunga mengalami penurunan maka investasi akan
mengalami peningkatan karena biaya dari investasi mengalami penurunan. Hal ini
sejalan dengan teori Case dan Fair (2007) menyatakan bahwa ada hubungan
terbalik antara investasi yang direncanakan dengan tingkat bunga.
Perumusan Masalah
Apakah variabel kurs mata uang, inflasi,
dan suku bunga mempengaruhi tingkat investasi di Negara Kanada?
TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini menggunakan beberap
tinjauan yaitu sebagai berikut.
1. Investasi
Menurut Sukirno,
2000:366, investasi adalah pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan
peralatan-peralatan produsi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama untuk
menambah barang-barang modal perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi
barang dan jasa di masa depan. Investasi adalah penambahan barang modal secara
netto positi (Mangkoesubroto, 1998:81) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Investasi diartikan sebagai penanaman uang atau di suatu perusahaan atau proyek
untuk tujuan memproleh keuntungan. Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti
pembelian (dan produksi) dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi
digunakan untuk produksi yang akan datang (barang produksi). Investasi
memainkan dua peran dalam ilmu makroekonomi. Pertama, karena merupakan komponen
pembelanjaan yang besar dan mudah berubah, investasi seringkali mengarah pada
perubahan dalam keseluruhan permintaan dan mempengaruhi siklus bisnis. Kedua,
investasi mengarah kepada akumulasi modal. Tambahan atas saham bangunan dan peralatan
meningkatkan output potensial negara dan mengembangkan pertumbuhan ekonomi
dalam jangka panjang.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi
Beberapa
faktor yang mempengaruhi investasi dalam perekonomian suatu negara antara lain:
·
Nilai tukar
·
Tingkat inflasi
·
Suku bunga
·
Pengeluaran Pemerintah
·
Pengaruh infrastruktur
·
Pengeluaran pemerintah
3. Suku Bunga
Bunga adalah imbal jasa atas pinjaman uang. Imbal
jasa ini merupakan suatu kompensasi kepada pemberi pinjaman atas manfaat
kedepan dari uang pinjaman tersebut apabila diinvestasikan. Jumlah pinjaman
tersbut disebut "pokok utang" (principal). Persentase dari pokok utang yang dibayarkan
sebagai imbal jasa ( bunga ) dalam suatu periode tertentu disebut "suku bunga". Suku bunga dibedakan
menjadi dua, suku bunga nominal dan suku bunga riil. Suku bunga nominal
adalah rate yang dapat diamati di pasar. Suku Bunga Nominal adalah nominal interest rate yaitu suku
bunga yang tercantum pada surat berharga, dihitung berdasarkan harga pembelian
dan jatuh tempo kewajiban. Sedangkan suku bunga riil adalah konsep yang
mengukur tingkat bunga yang sesungguhnya setelah suku bunga nominal
dikurangi dengan laju inflasi yang diharapkan. Perubahan tingkat suku
bunga akan berdampak pada perubahan jumlah investasi di suatu negara, baik yang
berasal dari investor domestik maupun dari investor asing, khususnya pada jenis
invesatsi portfolio yang umunya berjangka pendek. Perubahan tingkat suku bunga
ini akan berpengaruh pada perubahan jumlah permintaan dan penawaran di pasar
uang domestik. Apabila dalam suatu negara terjadi peningkatan aliran modal
masuk (capital inflows) di luar negeri, hal ini menyebabkan terjadinya
perubahan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap mata uang asing di
pasar valuta asing (dalam Madura, 2000, p. 101).
4. Nilai Tukar
Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat kini atau di
kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau wilayah. Menurut
Musdholifah & Tony (2007), nilai tukar atau kurs adalah perbandingan antara
harga mata uang suatu negara dengan mata uang negara lain. Menurut Triyono
(2008), kurs (exchange
rate) adalah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, yaitu
merupakan perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang tersebut. Dalam
sistem pertukaran dinyatakan oleh yang pernyataan besaran jumlah unit yaitu
"mata uang" (atau "harga mata uang" atau "sarian mata
uang") yang dapat dibeli dari 1 penggalan "unit mata uang"
(disebut pula sebagai "dasar mata uang"). Menurut Triyono (2008)
terdapat lima jenis sistem kurs utama yang berlaku, yaitu: sistem kurs
mengambang (floating
exchang rate), kurs tertambat (pegged exchange rate), kurs tertambat merangkak (crawling pegs),sekeranjang
mata uang (basket
of currencies), kurs tetap (fixed
exchange rate).
METODE PENELITIAN
1. Jenis Data
Penelitian
ini menggunakan data sekunder yang diambil dari World Bank Data pada periode
1970-2012. Data yang digunakan dalam estimasi model adalah jenis data time
series. Penelitian ini menggunakan periode waktu dari tahun 1970 sampai tahun
2012 dengan objek penelitian adalah negara Kanada. Data-data yang digunakan
adalah data sekunder yang diambil dari World Bank Data. Data ini menggunakan
investasi sebagai variabel dependen, sedangkan variabel independen yang
digunakan adalah kurs mata uang, inflasi, dan suku bunga.
2. Metode Analisis
Penelitian
ini menggunakan program eviews untuk menganalisis data. Metode yang digunakan
adalah uji asumsi klasik yang terdiri dari multikolinieritas, autokorelasi,
normalitas, dan linieritas. Penelitian ini tidak menggunakan uji asumsi klasik
heterokedastisitas karena penelitian ini menggunakan data sekunder dan time
series. Sedangkan, uji heterokedastisitas menggunakan data primer dan cross
section sehingga tidak bisa digunakan untuk menganalisis data.
2.1. Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas
adalah situasi dimana terdapat korelasi atau hubungan linier antar
variabel-variabel bebas diantara satu dengan yang lainnya sehinng
avariabel-variabel bebas tersebut tidak bersifat ortogonal, yaitu variabel
bebas yang memiliki nilai korelasi diantara sesamanya sama dengan nol.
Menurut
Husen Umar, uji multikolinearitas berguna untuk mengetahui apakah pada model
yang diajukan telah ditemukan korelasikuat antar variabel independen. Selain
itu uji multikoli-nearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan antar variabel independen dalam suatu model.
Kemiripan antar variabel independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat
kuat. Jika terdapat korelasi yang kuat, maka terdapat masalah multikolinearitas
yang harus diatasi.
Cara yang
digunakan untuk mendeteksi multikolinieritas dalam penelitian ini adalah
menggunakan program eviews dengan menggunakan matriks korelasi. Ketentuannya
adalah jika nilai koefisien korelasi antar variabel bebasnya 0.8 atau r >
0.8 maka terdapat multikolinieritas.
2.2. Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan gangguan pada fungsi regresi
berupa korelasi diantara faktor gangguan (error term).
Autokorelasi adalah hubungan (korelasi) yang terjadi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(sebelumnya). Model regresi yang baik adalah yang bebas autokorelasi. Ada
beberapa metode untuk menguji autokorelasi, seperti metode grafik, metode durbin watson, metode
h-statistik, dan metode lagrange multiplier (LM test). Tetapi metode yang
paling sering dipakai untuk mendeteksi adanya autokorelasi pada suatu model
regresi adalah metode Durbin Watson. Metode ini hanya berlaku untuk model regresi yang
variabel-variabel bebasnya tidak mengandung lagged dependent variable (time
lag). Durbin Watson tidak
relevan digunakan dalam penaksiran model regresi yang menggunakan data cross
section dan penaksiran model regresi tanpa intercept.
2.3. Uji Normalitas
Ghozali
(2005) menjelaskan bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Uji normalitas biasanya digunakan untuk mengukur data berskala ordinal,
interval, dan rasio. Normalitas mempunyai dua uji, yaitu uji histogram dan uji
jarque-bera. Dalam uji Jarque-Bera, jika nilai probabilitas JB test < alfa
maka H0 ditolak yang berarti residual tidak berdistribusi normal.
Jika nilai probabilitas JB test > alfa maka H0 diterima yang
berarti residual terdistribusi normal.
2.4. Uji Linieritas
Uji
linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan
sudah benar atau tidak. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah model tersebut
memiliki hubungan linier atau tidak secara signifikan. Uji linieritas dapat
dilakukan dengan uji ramsey test yang dikembangkan oleh Ramsey pada tahun 1969.
Asumsi dalam uji ramsey test bahwa fungsi yang benar adalah fungsi linier. Uji
Ramsey test bertujuan untuk menghasilkan nilai F hitung. Jika
(Fhit < Ftab)
atau (probabilitas > alfa) maka H0 diterima berarti fungsi
berbentuk linier. Sebaliknya jika (Fhit > Ftab) atau (probabilitas
< alfa) maka H0 ditolak berarti fungsi tidak berbentuk linier.
HASIL ANALISIS
Data penelitian mengambil objek negara Kanada
dengan variabel dependennya adalah investasi sedangkan variabel independennya
adalah suku bunga, inflasi, dan nilai tukar selama periode 1970-2012. Tingkat
investasi terendah sebesar -0.074709478
pada tahun 2004, sedangkan tingkat investasi tertinggi adalah 9.124364028 pada
tahun 2000. Data penelitian diambil dari World Bank Data. Kanada mempunyai
bursa saham yang bernama Bursa Saham Toronto yang berkantor pusat di Toronto,
Kanada. Pendapatan yang diterima bursa saham ini mencapai US$ 2.113,82 miliar. Bursa saham ini
mentransaksikan berbagai saham termasuk pertambangan, minyak dan gas. Selain
itu, surat berharga, dana investasi, dan exchange-trade fund juga
ditransaksikan di bursa saham ini.
Berikut ini adalah contoh hubungan
antara inflasi, suku bunga dan investasi. Misalkan suku bunga nominal di Amerika Serikat (AS) adalah 8%. Para investor di AS
memperkirakan tingkat inflasi sebesar 6%, yang berarti mereka mengharapakan
pengembalian riil sebesar 2% selama 1 tahun. Suku bunga nominal di Kanada
adalah 13%. Dengan mengasumsikan bahwa investor Kanada juga menginginkan
pengembalian riil sebesar 2%, taksiran inflasi di Kanada haruslah sebesar 11%.
Berdasarkan teori paritas daya beli (PPP), dollar kanada diperkirakan akan
terdepresiasi sekitar 5% terhadap dollar AS (karena inflasi di Kanada lebih
tinggi 5%). Maka, investor AS tidak akan memperoleh keuntungan dari investasi
di Kanada karena perbedaan suku bunga sebesar 5% akan terkompensasi oleh
investasi pada mata uang yang diperkirakan nilainya turun 5% pada akhir periode
investasi. Investor AS akan mendapatkan 8% dari investasi di Kanada, sama
dengan hasil yang merekaperoleh dari investasi di AS.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat investasi adalah sebagai berikut.
1.
Pengaruh Nilai Tukar
Perubahan nilai tukar dengan investasi bersifat uncertainty
(tidak pasti). Shikawa (1994), mengatakan pengaruh tingkat kurs yang
berubah pada investasi dapat langsung lewat beberapa saluran, perubahan kurs
tersebut akan berpengaruh pada dua saluran, sisi permintaan dan sisi penawaran
domestik. sehingga didapatkan kenyataan nilai tukar mata uang domestik
akan mendorong ekspansi investasi pada barang-barang perdagangan tersebut.
2.
Pengaruh Tingkat Suku
Bunga
Tingkat suku bunga mempunyai pengaruh yang signifikan
pada dorongan untuk berinvestasi. Pada kegiatan produksi, pengolahan
barang-barang modal atau bahan baku produksi memerlukan modal (input) lain
untuk menghasilkan output / barang final.
3.
Pengaruh Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi berpengaruh negatif pada tingkat
investasi hal ini disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan
meningkatkan resiko proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi
yang tinggi dapat mengurangi rata-rata masa jatuh pinjam modal serta
menimbulkan distrosi informasi tentang harga-harga relatif. Menurut
Greene dan Pillanueva, tingkat inflasi yang tinggi sering dinyatakan sebagai
ukuran ketidakstabilan roda ekonomi makro dan suatu ketidakmampuan pemerintah
dalam mengendalikan kebijakan ekonomi makro. Dengan demikian tingkat inflasi
domestik juga berpengaruh pada investasi secara tidak langsung melalui
pengaruhnya pada tingkat bunga domestik.
4.
Pengaruh Infrastruktur
Banyak negara di dunia, mengundang investor guna
berpartisipasi menanamkan modalnya di sektor-sektor infrastruktur, seperti
jalan tol, sumber energi listrik, sumber daya air, pelabuhan, dan lain-lain.
Partisipasi tersebut dapat berupa pembiayaan dalam mata uang rupiah atau mata uang
asing. Pembangunan kembali infrastruktur tampaknya menjadi satu alternatif
pilihan yang dapat diambil oleh pemerintah dalam rangka menanggulangi krisis,
Dengan infrastruktur yang memadai, efisiensi yang dicapai oleh dunia usaha akan
makin besar dan investasi yang didapat semakin meningkat.
5. Pengeluaran pemerintah
Pengeluaran pemerintah disini adalah meliputi
semua pembelian barang dan jasa yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
Pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi yang memiliki tujuan untuk
mendukung kegiatan roda perekonomian agar berjalan lebih baik dan bersemangat. Peran
pemerintah seperti dikemukakan oleh Keynes sering kali diperlukan untuk
mendorong pertumbuhan perekonomian.
Kanada, secara historis dikenal sebagai Dominion of Canada, adalah negara paling utara di Amerika Utara. Dibentuk
tahun 1867 dengan undang-undang Konfederasi. Ibu kota Kanada adalah Ottawa,
tempat parlemen nasional dan juga tempat tinggal Gubernur Jenderal dan Perdana
Menteri. Merupakan bekas jajahan Perancis dan Britania Raya, Kanada adalah
anggota La Francophonie dan Negara Persemakmuran. Kanada merupakan negara
terluas di Amerika Utara. Luas negara Kanada 9.970.610 kilometer persegi.
Kanada digolongkan negara maju dan ekonominya tergantung terutama pada ketersediaan
hasil alam yang melimpah. Ekonomi Kanada sekarang ini mendekati Amerika Serikat
dengan sistem ekonomu berorientasi-pasar, pola produksi, dan standar hidup yang
tinggi. Di abad terakhir, pertumbuhan luar biasa dalam produksi, pertambangan,
dan sektor pelayanan telah mengubah negara ini dari ekonomi pedesaan menjadi
industri perkotaan. Energi dapat dipenuhi sendiri, Kanada memiliki cadangan gas
alam yang banyak di pesisir timur dan tiga provinsi barat, dan juga banyaknya
sumber daya lain.
Kanada
termasuk dalam 10 negara industri terbesar di dunia. Kanada mengalami
pertumbuhan yang luar biasa dalam bidang teknologi dan industri jasa.
Perekonomiannya semakin beragam dan berdasarkan pada ilmu pengetahuan. Tidak
lagi hanya mengandalkan sumber alam, perekonomian Kanada juga tumbuh berkat
inovasi dan teknologi. Antara tahun 2002-2003, pendapatan kotor nasional (GDP)
Kanada berkembang lebih pesat dibandingkan negara G8 lainnya dan pendapatan
juga menguat. GDP Kanada berkembang 2,9% di tahun 2005. Pendapatan juga
meningkat, suku bunga mencapai level rendah dan inflasi tetap rendah dan
stabil.
Kebanyakan
industri pembuatan barang industri milik Kanada berada di Ontario dan Quebec,
di mana produksi kendaraan bermotor merupakan sektor terbesar dalam industri
ini. Sektor pembuatan barang lain yang penting meliputi makanan dan minuman,
kertas dan produksi sejenisnya, logam dasar, logam buatan, petrokimia dan
kimia.
Bagian
Atlantik, Prairi dan Pasifik Kanada mempunyai lebih banyak ekonomi berlandaskan
sumber daya alami. Provinsi Pacific fokus pada perikanan, kehutanan dan
pertambangan, sedangkan provinsi Prairi bergantung pada pertanian dan bahan
bakar mineral. Sektor utama British Columbia ialah kehutanan dan pertambangan,
serta pariwisata.
Hasil
barang yang banyak diekspor oleh Kanada seperti kendaraan bermotor dan suku
cadangnya, mesin dan peralatan, produk teknologi tinggi, minyak, gas alam,
logam, serta produk kehutanan dan pertanian. Sedangkan barang – barang yang
biasa diimpor oleh Kanada adalah mesin dan peralatan industri termasuk berbagai
peralatan komunikasi dan elektronik, mobil dan suku cadang kendaraan bermotor,
bahan-bahan industri (biji logam, besi dan baja, logam mulia, bahan kimia,
plastik, kapas, wol dan bahan tekstil lainnya), berikut berbagai produk pabrik
dan makanan. Tingkat inflasi di Kanada
cenderung rendah dengan tingkat inflasi kurang dari tiga selama tahun 1992 –
2012, dengan tingkat terendah yaitu 0.18 % pada tahun1994. Hal ini menyebabkan
banyak investor asing yang berinvestasi di Kanada.
Selain alasan diatas, ada beberapa alasan
lain yang membuat banyak investor mau berinvestasi di kanada, yaitu sebagai
berikut.
·
Memiliki lingkungan
bisnis yang menyambut
Kanada adalah negara terbaik di G-20 untuk melakukan bisnis, baik menurut
Forbes dan Bloomberg
·
Memiliki catatan
pertumbuhan yang kuat
Kanada memimpin semua G-7 negara dalam pertumbuhan
ekonomi selama dekade terakhir (2003-2012).
·
Mempunyai akses pasar
yang tak tertandingi
Setelah CETA mulai berlaku, investor asing di Kanada akan meyakinkan akses
istimewa untuk kedua NAFTA dan Uni Eropa - pasar yang beragam dengan PDB
gabungan sebesar US $ 35 triliun atau hampir setengah dari output dunia barang
dan jasa.
·
Memiliki tenaga kerja
yang berpendidikan tinggi
Tenaga kerja Kanada adalah yang paling berpendidikan di antara anggota
OECD, dengan setengah dari penduduk usia kerja yang memiliki pendidikan tingkat
tersier.
·
Mempunyai tarif pajak
yang rendah
Keseluruhan tingkat pajak efektif marjinal Kanada adalah jauh terendah
dalam G-7 - sekitar 17 poin persentase lebih rendah dari Amerika Serikat.
·
Tempat yang bagus
untuk berinvestasi, bekerja, dan hidup
Kanada adalah salah satu negara yang paling multikultural global dengan
universitas kelas dunia, sistem perawatan kesehatan universal dan kota-kota
bersih dan ramah selain memiliki standar tertinggi kedua hidup di G-20, yang
diukur dengan GDP per kapita.
·
Stabilitas keuangan
Untuk enam tahun berturut-turut, World Economic Forum telah menyatakan
sistem perbankan Kanada menjadi bank yang sehat di dunia.
Hasil Analisis
Menggunakan Eviews
A. Multikolinieritas
|
|
TABEL 1
|
|
|
|
INVESTASI
|
IF
|
KURS
|
SB
|
INVESTASI
|
1.000000
|
-0.259362
|
0.087849
|
-0.234986
|
IF
|
-0.259362
|
1.000000
|
-0.377938
|
-0.121006
|
KURS
|
0.087849
|
-0.377938
|
1.000000
|
0.512271
|
SB
|
-0.234986
|
-0.121006
|
0.512271
|
1.000000
|
Sumber:
Hasil pengolahan dengan eviews 7
Tabel 1 diatas menggunakan uji asumsi
klasik multiolinieritas dengan uji matriks korelasi. Hasil uji diatas
menunjukkan bahwa model tidak mengandung multikolinieritas karena nilai antar
variabel -variabel bebas < 0.8.
B. Model Persamaan Investasi
Dari
estimasi yang telah dilakukan didapat model persamaan investasi dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
Investasi = 1.076539 –
0.131065*Inflasi + 1.971912*Kurs – 0.210574*Suku Bunga
Estimasi model simultan investasi
dipengaruhi oleh inflasi, kurs (nilai tukar), dan suku bunga.
Tabel 2. Hasil Estimasi Persamaan
Investasi
Dependent
Variable: INVESTASI
|
|
|
||
Method:
Least Squares
|
|
|
||
Date:
06/20/14 Time: 20:11
|
|
|
||
Sample:
1970 2012
|
|
|
||
Included
observations: 43
|
|
|
||
White
heteroskedasticity-consistent standard errors & covariance
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable
|
Coefficient
|
Std.
Error
|
t-Statistic
|
Prob.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
1.076539
|
3.237629
|
0.332509
|
0.7413
|
IF
|
-0.131065
|
0.069294
|
-1.891444
|
0.0660
|
KURS
|
1.971912
|
2.784034
|
0.708293
|
0.4830
|
SB
|
-0.210574
|
0.094441
|
-2.229677
|
0.0316
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
R-squared
|
0.160404
|
Mean dependent var
|
2.131744
|
|
Adjusted
R-squared
|
0.095820
|
S.D. dependent var
|
1.840847
|
|
S.E. of
regression
|
1.750432
|
Akaike info criterion
|
4.046011
|
|
Sum
squared resid
|
119.4965
|
Schwarz criterion
|
4.209843
|
|
Log
likelihood
|
-82.98923
|
Hannan-Quinn criter.
|
4.106427
|
|
F-statistic
|
2.483634
|
Durbin-Watson stat
|
1.116562
|
|
Prob(F-statistic)
|
0.075029
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan Eviews
7, n = 43,
= 0,05
Hasil
estimasi menunjukkan bahwa inflasi dan suku bunga berpengaruh negatif terhadap
tingkat investasi di Kanada. Sedangkan tingkat nilai tukar berpengaruh positif
terhadap tingkat investasi di Kanada. Tingkat inflasi terhadap investasi di Kanada sebesar -0.131065, artinya peningkatan 1%
inflasi dapat menurunkan tingkat investasi sebesar 13.1%. Sisanya sekitar
86.9%, tingkat investasi dipengaruhi oleh variabel lain. Besar tingkat suku
bunga terhadap investasi sebesar -0.210574, artinya peningkatan 1% suku bunga
dapat menurunkan tingkat investasi sebesar 21%. Sisanya sekitar 79% dipengaruhi
oleh variabel lain. Sedangkan tingkat nilai tukar mata uang Kanada terhadap
investasi sebesar 1.971912, artinya peningkatan 1% nilai tukar dapat
meningkatan tingkat investasi sebesar 1.971912.
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis yang telah diuraikan, ada
beberapa kesimpulan yang dapat diambil. Penelitian ini membahas tentang
pengaruh kurs nilai tukar, inflasi, dan suku bunga terhadap tingkat investasi
di Kanada. Sampel diambil dari World Bank Data selama periode 1970 – 2012. Variabel
inflasi dan suku bunga mempunyai pengaruh yang negatif terhadap tingkat
investasi. Sedangan variabel nilai tukar mata uang mempunyai pengaruh positif
terhadap tingkat investasi. Tingkat inflasi berpengaruh
negatif disebabkan karena tingkat inflasi yang tinggi akan meningkatkan resiko
proyek-proyek investasi dan dalam jangka panjang inflasi yang tinggi dapat mengurangi
rata-rata masa jatuh pinjam modal serta menimbulkan distrosi informasi tentang
harga-harga relatif. Suku bunga merupakan faktor yang sangat penting dalam
menarik investasi karena sebagian besar investasi biasanya dibiayai dari
pinjaman bank. Jika suku bunga pinjaman turun maka akan mendorong investor
untuk meminjam modal dan dengan pinjaman modal tersebut maka ia akan melakukan
investasi.
SARAN
Berdasarkan semua hasil penelitian diatas, ada
beberapa hal yang dapat saya sarankan yaitu:
1. Untuk
meningkatkan pertumbuhan investasi di Kanada maka suku bunga dan inflasi
menjadi salah satu barometer untuk menarik investor masuk ke Kanada selain
faktor-faktor yang lain, seperti pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur,
keterbukaan ekonomi melalui kegiatan ekspor impor dan tingkat suku bunga dalam
negeri.
2. Untuk
mendorong peningkatan investasi diperlukan kebijakan pemerintah yang mampu
memberikan kepastian berusaha dan menciptakan iklim investasi yang kondusif.
3. Bagi para peneliti yang berminat untuk
mengkaji persoalan investasi baik investasi asing (PMA) maupun investasi
domestik (PMDN) maka sebaiknya mempertimbangkan unsur kebijakan pemerintah
tentang peraturan berinvestasi dan situasi politik di daerah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Gregory N. Mankiw,"Teori Makro
Ekonomi", Worth Publishers Inc. New York, Ed. Ke-5, Penerbit Erlangga,
2004.
Nordhaus, Samuelson. 2004. Ilmu Makro
Ekonomi. Jakarta : PT. Media Global Edukasi.
Nachrowi D Nachrowi dan Hardius Usman. 2006. Pendekatan Populer dan Praktis
Ekonometrika Untuk
Analisis Ekonomi dan Keuangan. Jakarta :
Lembaga Penerbitan.Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Christanti, Natalia dan Linda A Mahastanti
(2011) Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Investor Dalam Melakukan Investasi. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan,
Tahun 4, No. 3, hal. 37-52.
Daru Wahyuni, (2004), “Perilaku
Investasi di Indonesia : Kajian Jangka Pendek dan Jangka Panjang’’, Jurnal
Ekonomi dan Pendidikan, Vol. 2, No. 1.
Budiman 1982 dalam Endi suandi hamid 2003, Definisi Investasi Secara Sederhana.
Jakarta.
Dornbush, Fischer dalam Sinardhin Thahir,
2002. Definisi dan Pengertian Investasi.
Jakarta.
Lamont, O. A. (2000), `Investment plans and
stock returns', Journal of Finance 55(6), 2719 - 2745.
Spindler,
Gerald (2011) Behavioural Finance and Investor Protection Regulations. Journal
of Consumer Policy, Vol. 34, No. 3, hal. 315-336.
LAMPIRAN
1.Hasil Regresi eviews dengan varabel terikat investasi dan
variabel bebas inflasi, kurs mata uang, dan suku bunga
Dependent
Variable: INVESTASI
|
|
|
||
Method:
Least Squares
|
|
|
||
Date:
06/20/14 Time: 20:11
|
|
|
||
Sample:
1970 2012
|
|
|
||
Included
observations: 43
|
|
|
||
White heteroskedasticity-consistent
standard errors & covariance
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable
|
Coefficient
|
Std.
Error
|
t-Statistic
|
Prob.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
1.076539
|
3.237629
|
0.332509
|
0.7413
|
IF
|
-0.131065
|
0.069294
|
-1.891444
|
0.0660
|
KURS
|
1.971912
|
2.784034
|
0.708293
|
0.4830
|
SB
|
-0.210574
|
0.094441
|
-2.229677
|
0.0316
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
R-squared
|
0.160404
|
Mean dependent var
|
2.131744
|
|
Adjusted
R-squared
|
0.095820
|
S.D. dependent var
|
1.840847
|
|
S.E. of
regression
|
1.750432
|
Akaike info criterion
|
4.046011
|
|
Sum
squared resid
|
119.4965
|
Schwarz criterion
|
4.209843
|
|
Log
likelihood
|
-82.98923
|
Hannan-Quinn criter.
|
4.106427
|
|
F-statistic
|
2.483634
|
Durbin-Watson stat
|
1.116562
|
|
Prob(F-statistic)
|
0.075029
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Sumber : Hasil Pengolahan Data dengan
Eviews 7, n = 43,
= 0,05
Investasi = 1.076539
- 0.131065*IF + 1.971912*KURS - 0.210574*SB
2.
Uji Multikolinieritas / Uji Matriks Korelasi
|
INVESTASI
|
IF
|
KURS
|
SB
|
INVESTASI
|
1.000000
|
-0.259362
|
0.087849
|
-0.234986
|
IF
|
-0.259362
|
1.000000
|
-0.377938
|
-0.121006
|
KURS
|
0.087849
|
-0.377938
|
1.000000
|
0.512271
|
SB
|
-0.234986
|
-0.121006
|
0.512271
|
1.000000
|
Hasil uji diatas menggunakan uji
matriks korelasi, yang menunjukkan bahwa model diatas bersifat signifikan
karena nilai koefisien korelasi antar variabel bebas kurang dari 0.8. hal itu
berarti model tidak mengandung multikolinieritas.
3. Uji Autokorelasi / Uji LM Test
Dependent
Variable: INVESTASI
|
|
|
||
Method:
Least Squares
|
|
|
||
Date:
06/20/14 Time: 20:12
|
|
|
||
Sample:
1970 2012
|
|
|
||
Included
observations: 43
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable
|
Coefficient
|
Std.
Error
|
t-Statistic
|
Prob.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
1.076539
|
2.445032
|
0.440297
|
0.6622
|
IF
|
-0.131065
|
0.089274
|
-1.468129
|
0.1501
|
KURS
|
1.971912
|
1.990498
|
0.990663
|
0.3280
|
SB
|
-0.210574
|
0.101305
|
-2.078609
|
0.0443
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
R-squared
|
0.160404
|
Mean dependent var
|
2.131744
|
|
Adjusted
R-squared
|
0.095820
|
S.D. dependent var
|
1.840847
|
|
S.E. of
regression
|
1.750432
|
Akaike info criterion
|
4.046011
|
|
Sum
squared resid
|
119.4965
|
Schwarz criterion
|
4.209843
|
|
Log
likelihood
|
-82.98923
|
Hannan-Quinn criter.
|
4.106427
|
|
F-statistic
|
2.483634
|
Durbin-Watson stat
|
1.116562
|
|
Prob(F-statistic)
|
0.075029
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Breusch-Godfrey
Serial Correlation LM Test:
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
F-statistic
|
6.386046
|
Prob. F(2,37)
|
0.0041
|
|
Obs*R-squared
|
11.03429
|
Prob. Chi-Square(2)
|
0.0040
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Test
Equation:
|
|
|
|
|
Dependent
Variable: RESID
|
|
|
||
Method:
Least Squares
|
|
|
||
Date:
06/20/14 Time: 20:13
|
|
|
||
Sample:
1970 2012
|
|
|
||
Included
observations: 43
|
|
|
Presample
missing value lagged residuals set to zero.
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable
|
Coefficient
|
Std.
Error
|
t-Statistic
|
Prob.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
0.202228
|
2.185226
|
0.092543
|
0.9268
|
IF
|
-0.015879
|
0.079165
|
-0.200579
|
0.8421
|
KURS
|
-0.104488
|
1.783997
|
-0.058570
|
0.9536
|
SB
|
-0.001178
|
0.090588
|
-0.013007
|
0.9897
|
RESID(-1)
|
0.564765
|
0.158247
|
3.568877
|
0.0010
|
RESID(-2)
|
-0.275838
|
0.160031
|
-1.723651
|
0.0931
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
R-squared
|
0.256612
|
Mean dependent var
|
2.56E-16
|
|
Adjusted
R-squared
|
0.156154
|
S.D. dependent var
|
1.686759
|
|
S.E. of
regression
|
1.549475
|
Akaike info criterion
|
3.842498
|
|
Sum
squared resid
|
88.83235
|
Schwarz criterion
|
4.088246
|
|
Log
likelihood
|
-76.61370
|
Hannan-Quinn criter.
|
3.933122
|
|
F-statistic
|
2.554418
|
Durbin-Watson stat
|
2.254030
|
|
Prob(F-statistic)
|
0.044019
|
|
|
|
Uji autokorelasi ini menggunakan uji
Durbi Watson untuk menganalisis.
DW stat = 2.25
n =
43 k = 4
Dl =
1.32
Du =
1.72
2
< DW stat < (4 – Du)
2
< 2.25 < 2.28
Maka H0 diterima, yang
berarti bahwa model diatas terbebas dari autokorelasi.
4. Normalitas
Dalam uji normalitas digunakan uji
Jarque – Bera.
Probability JB test (0.00) <
(0.05).
Maka H0 ditolak, hal ini
menunjukkan bahwa model bersifat signifikan, yang berarti residual tidak
terdistribusi normal.
5. Linieritas
Ramsey
RESET Test
|
|
|
||
Equation:
REGRESI1
|
|
|
||
Specification:
INVESTASI C IF KURS SB
|
|
|||
Omitted
Variables: Squares of fitted values
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Value
|
df
|
Probability
|
|
t-statistic
|
0.329214
|
38
|
0.7438
|
|
F-statistic
|
0.108382
|
(1, 38)
|
0.7438
|
|
Likelihood
ratio
|
0.122468
|
1
|
0.7264
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
F-test
summary:
|
|
|
||
|
Sum of Sq.
|
df
|
Mean Squares
|
|
Test SSR
|
0.339853
|
1
|
0.339853
|
|
Restricted
SSR
|
119.4965
|
39
|
3.064014
|
|
Unrestricted
SSR
|
119.1567
|
38
|
3.135702
|
|
Unrestricted
SSR
|
119.1567
|
38
|
3.135702
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
LR test
summary:
|
|
|
||
|
Value
|
df
|
|
|
Restricted
LogL
|
-82.98923
|
39
|
|
|
Unrestricted
LogL
|
-82.92800
|
38
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Unrestricted
Test Equation:
|
|
|
||
Dependent
Variable: INVESTASI
|
|
|||
Method:
Least Squares
|
|
|
||
Date:
06/20/14 Time: 20:16
|
|
|
||
Sample:
1970 2012
|
|
|
||
Included
observations: 43
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable
|
Coefficient
|
Std.
Error
|
t-Statistic
|
Prob.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
0.959498
|
2.498889
|
0.383970
|
0.7031
|
IF
|
-0.197358
|
0.220692
|
-0.894269
|
0.3768
|
KURS
|
3.261291
|
4.403871
|
0.740551
|
0.4635
|
SB
|
-0.326787
|
0.367578
|
-0.889027
|
0.3796
|
FITTED^2
|
-0.145040
|
0.440566
|
-0.329214
|
0.7438
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
R-squared
|
0.162792
|
Mean dependent var
|
2.131744
|
|
Adjusted
R-squared
|
0.074664
|
S.D. dependent var
|
1.840847
|
|
S.E. of
regression
|
1.770791
|
Akaike info criterion
|
4.089674
|
|
Sum
squared resid
|
119.1567
|
Schwarz criterion
|
4.294465
|
|
Log
likelihood
|
-82.92800
|
Hannan-Quinn criter.
|
4.165195
|
|
F-statistic
|
1.847236
|
Durbin-Watson stat
|
1.117485
|
|
Prob(F-statistic)
|
0.139921
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Uji linieritas yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji Ramsey.
Probability F hitung (0.74) >
(0.05)
Maka H0 diterima atau tidak
signifikan. Hal ini berarti spesifikasi model yang digunakan dalam bentuk
linier.
Slot Machines and Casino Games - Hollywood Casino in Gary, Indiana
BalasHapusThe 슬롯사이트 most popular 승인전화없는토토사이트 slot machines in Hollywood Casino 승부사 온라인 환전 in Gary are 3 reel machines; the most popular in town. Goyou Casino Slots 잭팟시티 & 먹튀 Video Poker.